China Kembali Terjerat Deflasi, Tanda Ekonomi dalam Bahaya
loading...

China kembali mengalami deflasi pada Oktober 2023, setelah berjuang meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui permintaan domestik. FOTO/Reuters
A
A
A
JAKARTA - China kembali mengalami deflasi pada Oktober 2023, setelah berjuang meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui permintaan domestik. Biro Statistik Nasional China melaporkan, harga-harga konsumen turun 0,2% bulan lalu setelah mendekati nol dalam dua bulan sebelumnya sesuai perkiraan Bloomberg dalam survei sebesar 0,1%.
Harga produsen turun selama 13 bulan berturut-turut sebesar 2,6% versus perkiraan penurunan 2% dibarengi dengan biaya konsumen sangat lemah tahun ini.
Indeks harga konsumen (IHK) tergelincir ke dalam deflasi bulan Juli dan tertatih-tatih dalam pertumbuhan negatif dari tahun ke tahun. Sementara People's Bank of China (PBOC) melaporkan pada bulan Agustus, harga akan pulih dari masa sulit di musim panas yang disebut terlalu optimistis.
Baca Juga: Ekonomi China Masih Rapuh Meski Perdagangan Surplus Rp884 Triliun
Deflasi melemahkan kepercayaan investor karena perusahaan-perusahaan mencatat pendapatan dan laba yang tidak sesuai dengan inflasi. Hal tersebut meningkatkan tekanan utang dan menjadi masalah ekonomi. Hal ini juga merugikan dari sisi konsumsi akibat konsumen menunda pembelian karena ekspektasi bahwa harga-harga akan turun lebih jauh di masa depan.
Harga produsen turun selama 13 bulan berturut-turut sebesar 2,6% versus perkiraan penurunan 2% dibarengi dengan biaya konsumen sangat lemah tahun ini.
Indeks harga konsumen (IHK) tergelincir ke dalam deflasi bulan Juli dan tertatih-tatih dalam pertumbuhan negatif dari tahun ke tahun. Sementara People's Bank of China (PBOC) melaporkan pada bulan Agustus, harga akan pulih dari masa sulit di musim panas yang disebut terlalu optimistis.
Baca Juga: Ekonomi China Masih Rapuh Meski Perdagangan Surplus Rp884 Triliun
Deflasi melemahkan kepercayaan investor karena perusahaan-perusahaan mencatat pendapatan dan laba yang tidak sesuai dengan inflasi. Hal tersebut meningkatkan tekanan utang dan menjadi masalah ekonomi. Hal ini juga merugikan dari sisi konsumsi akibat konsumen menunda pembelian karena ekspektasi bahwa harga-harga akan turun lebih jauh di masa depan.
Lihat Juga :