Infrastruktur China di Asia Tenggara Makin Mencengkeram, Jebakan atau Peluang?
loading...

Asia Tenggara memainkan peran penting dalam investasi dan keputusan diplomatik China, terutama ketika perang dagang dengan Amerika Serikat atau AS memanas. Foto/Dok
A
A
A
JAKARTA - Asia Tenggara memainkan peran penting dalam investasi dan keputusan diplomatik China , terutama ketika perang dagang dengan Amerika Serikat atau AS memanas. China menggunakan infrastruktur (dalam kerangka Belt and Road Initiative/BRI ) untuk menjalin hubungan yang lebih kuat dengan kawasan ASEAN .
Baca Juga: Daftar Negara Eropa yang Berutang ke China, Awas Jebakan!
Hal itu terlihat ketika pemimpin tertinggi baru Vietnam, To Lam mengunjungi Beijing pada pertengahan Agustus, lalu dimana infrastruktur menjadi perhatian utama. Selama pertemuan, China sepakat untuk mendukung studi kelayakan terhadap dua proyek kereta api standar dan membantu dalam perencanaan satu lagi di negara Asia Tenggara itu.
Dua minggu sebelumnya, Kamboja melakukan peletakan batu pertama di kanal Funan Techo yang disponsori China, yang akan menghubungkan Sungai Mekong dengan Teluk Thailand.
Perkembangan tersebut menunjukkan dorongan infrastruktur China di Asia Tenggara semakin kencang, dan yang menurut para analis kemungkinan akan memberi Beijing keunggulan geopolitik atas Washington dalam "medan pertempuran yang semakin kritis".
Baca Juga: China Ingin Hidupkan Kembali Hubungan Ekonomi dengan Libya Usai Terkubur 13 Tahun
Selain itu ada juga sinyal pergerakan di tempat lain. Bangkok meluncurkan layanan kereta penumpang ke Vientiane, Laos, tiga bulan setelah persetujuan fase kedua proyek di Thailand untuk menghubungkan kereta api berkecepatan tinggi di ketiga negara tersebut.
Ibu kota Laos pertama kali diintegrasikan ke dalam jaringan kereta api berkecepatan tinggi China pada Desember 2021, ketika jalur kereta api ke provinsi Yunnan Tiongkok dibuka.
Sementara itu, Jakarta dan Beijing memulai diskusi tentang perluasan jalur kereta api cepat yang didukung China di Indonesia, dan konsorsium China dilaporkan telah menawar kontrak untuk membangun proyek kereta api berkecepatan tinggi yang menghubungkan Kuala Lumpur dan Singapura.
Direktur Pusat Penelitian Studi Asia (RCAS) di Hong Kong, Nian Peng mengatakan ada "tren percepatan" dalam konektivitas berbasis infrastruktur antara China dan Asia Tenggara.
Mengutip perkembangan rute ke Vietnam dan Thailand, dia mengatakan, hubungan kereta api China dengan negara-negara Asia Tenggara telah berubah. Dulunya kereta cepat tidak ada sebelum kereta api berkecepatan tinggi China-Laos dibuka tiga tahun lalu, hingga kini sudah "berkembang di banyak tempat".
Peng memperkirakan, bahwa ini dapat membantu Beijing menangkis risiko Amerika Serikat membujuk negara-negara Asia Tenggara ke orbitnya dan menekan mereka untuk memisahkan diri dari ekonomi China.
Baca Juga: Daftar Negara Eropa yang Berutang ke China, Awas Jebakan!
Hal itu terlihat ketika pemimpin tertinggi baru Vietnam, To Lam mengunjungi Beijing pada pertengahan Agustus, lalu dimana infrastruktur menjadi perhatian utama. Selama pertemuan, China sepakat untuk mendukung studi kelayakan terhadap dua proyek kereta api standar dan membantu dalam perencanaan satu lagi di negara Asia Tenggara itu.
Dua minggu sebelumnya, Kamboja melakukan peletakan batu pertama di kanal Funan Techo yang disponsori China, yang akan menghubungkan Sungai Mekong dengan Teluk Thailand.
Perkembangan tersebut menunjukkan dorongan infrastruktur China di Asia Tenggara semakin kencang, dan yang menurut para analis kemungkinan akan memberi Beijing keunggulan geopolitik atas Washington dalam "medan pertempuran yang semakin kritis".
Baca Juga: China Ingin Hidupkan Kembali Hubungan Ekonomi dengan Libya Usai Terkubur 13 Tahun
Selain itu ada juga sinyal pergerakan di tempat lain. Bangkok meluncurkan layanan kereta penumpang ke Vientiane, Laos, tiga bulan setelah persetujuan fase kedua proyek di Thailand untuk menghubungkan kereta api berkecepatan tinggi di ketiga negara tersebut.
Ibu kota Laos pertama kali diintegrasikan ke dalam jaringan kereta api berkecepatan tinggi China pada Desember 2021, ketika jalur kereta api ke provinsi Yunnan Tiongkok dibuka.
Sementara itu, Jakarta dan Beijing memulai diskusi tentang perluasan jalur kereta api cepat yang didukung China di Indonesia, dan konsorsium China dilaporkan telah menawar kontrak untuk membangun proyek kereta api berkecepatan tinggi yang menghubungkan Kuala Lumpur dan Singapura.
Direktur Pusat Penelitian Studi Asia (RCAS) di Hong Kong, Nian Peng mengatakan ada "tren percepatan" dalam konektivitas berbasis infrastruktur antara China dan Asia Tenggara.
Mengutip perkembangan rute ke Vietnam dan Thailand, dia mengatakan, hubungan kereta api China dengan negara-negara Asia Tenggara telah berubah. Dulunya kereta cepat tidak ada sebelum kereta api berkecepatan tinggi China-Laos dibuka tiga tahun lalu, hingga kini sudah "berkembang di banyak tempat".
Peng memperkirakan, bahwa ini dapat membantu Beijing menangkis risiko Amerika Serikat membujuk negara-negara Asia Tenggara ke orbitnya dan menekan mereka untuk memisahkan diri dari ekonomi China.
Lihat Juga :